Senin, 16 Juli 2012

Menulis

Menulis......


Saya sudah lama terinspirasi untuk menulis setelah membaca tulisan-tulisan para novelis  best seller, seperti Andrea Hirata, Ahmad Fuadi, Alberthine, Kang Abik, dll. Sepertinya tangan mereka mudah sekali menekan tuts-tuts keyboard menjadi rangkaian kata-kata penuh makna, inspiratif, memotivasi dan memainkan emosi para pembacanya. Mereka seolah-olah memiliki kemampuan mengetik secepat kilat otaknya  mengeluarkan ide-ide dan kata-kata. Ketika membaca karya mereka, serasa menulis itu adalah sesuatu yang enteng (ahh..kayanya nulis itu gampang). Ya... menulis memang gampang, tapi menulis yang seperti apa dulu. Tulisan anak SD juga bisa dibaca, tapi belum tentu memiliki makna yang dalam. Ketika mencoba terjun langsung, kok susah sekali hanya untuk memikirkan dan memilih kata-kata yang pas sebagai awal kalimat. Jangankan untuk masuk percetakan atau disandingkan dengan tulisan-tulisan dari penulis terkenal, bahkan untuk mengunggah ke blog sendiri saja rasanya masih kurang pantas. Alhasil saya mencoba menuangkan apa yang ada di otak, tanpa harus memikirkan kalimat-kalimat saya nantinya layak atau tidak untuk dipublikasikan. Saya ingat dulu Buya Hamka juga menyuruh anak-anaknya menulis apa saja yang sedang dipikirkan, karena kelak akan terbiasa dan tulisan-tulisan yang dihasilkan akan berkualitas.
Nah, sekarang.... here it is.... inilah tulisan seorang amatiran seperti saya.  J
Butuh keberanian tersendiri, kepercayaan diri yang agak tinggi untuk menulis di blog, ... karena sejauh mata memandang dan sebanyak mata membaca, sedikit banyak tulisan kita nantinya akan dibaca khalayak ramai (iya kalo rame, kalo ga?? ... :P ). Tidak semua orang punya pikiran positif dalam menilai seseorang. Saya punya pengalaman seorang teman yang yaaa... bisa dikatakan lumayan agak sedikit suka ngeblog (katakan lah Si A). Saya sendiri pernah membaca blognya atas rekomendasi teman yang lain (si B). B menyuruh saya membaca blog nya si A setelah beberapa kali “berdiskusi” dengan teman lain yang kata orang kebanyakan adalah anak pintar (si C) tentang tulisan si A.
B meminta pendapat saya setelah membaca tulisan si A. Jujur menurut saya memang tulisan A layaknya tulisan orang yang baru belajar / baru mencoba menulis / mencoba jadi penulis (saya tidak tau tulisan saya gimana ya...#mendadak deg-degan..hehe :P.. ). Tapi tidak ada salahnya kan? Toh tidak ada bayi langsung bisa berjalan, tidak ada anak burung yang langsung bisa terbang dan tidak ada orang yang serta merta langsung menjadi spektakuler tanpa harus melewati proses belajar terlebih dahulu. Tapi teman saya si C  malah memberikan pendapat yang sangat ektrim (at least menurut saya) dengan mengatakan tulisan A adalah tulisan anak SD, ga pantes jadi tulisan seorang lulusan Universitas terkenal sejagad raya Indonesia. Sebenarnya sih, sah-sah saja berpendapat sejelek apapun, sepanjang orang yang dibicarakan tidak tau (jatoh-jatohnya ghibah...hehe), tapi menurut saya alangkah bijaknya seorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi seperti C memberikan kata-kata yang sedikit lebih sopan dan lebih menyenangkan hati pendengarnya..halah... C sering menjadikan tulisan A sebagai bulan-bulanan, asumsi saya karena suatu kisah yang masih melekat di pikiran C (walaupun redaksi saya agak sedikit lebay, tapi bisa dikatakan mendekati benar... :P..).  Saya sebenarnya juga ga terlalu heran kalo C berpendapat seperti itu, (bawaan kali ya.. hehe..), karena saya juga tidak mengenal C secara lebih dekat. Saya mengenal banyak orang pintar & cerdas lain di luar sana yang memang menunjukkan sisi intelektualitas mereka dari bersikap dan berbicara, namun tetap low profile. Tidak kasar dan seenaknya.
Yaa... itulah maksud saya di awal, kenapa butuh keberanian untuk meng-upload tulisan di blog dan mempersiapkan mental untuk suatu pendapat yang tidak mengenakkan hati... Ahh.. terlepas dari itu semua, yang penting silakan melakukan hal yang disukai sepanjang itu tidak merugikan orang lain. Silakan saja orang lain matanya sakit setelah baca tulisan kita (salah sendiri kenapa baca... :P.. ), silakan saja orang lain mau berkata apa, yang penting happy. Tutup mata, tutup telinga untuk pengacau mood, tapi buka hati untuk seseorang yang kita inginkan.. (lhohh..ga nyambung.. :P ).. Jangan tutup telinga untuk kritikan membangun.
Akhir kata saya ucapkan, Selamat menulis pemirsaaah.... Sampai jumpa di blog yang sama... J.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar